Monday 27 September 2021

Jenis Paragraf Berdasar Letak Kalimat Utama

Jenis Paragraf Berdasar Letak Kalimat Utama


Paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang mengandung pemikiran pokok. Di dalam paragraf ada kalimat utama dan kalimat penjelas. Ada beberapa jenis paragraf dengan teladan pengembangan berlainan yang memungkinkan peletakan kalimat utama yang berlawanan-beda. Kalimat utama mampu ditaruh di permulaan, di tengah, ataupun di simpulan suatu paragraf. Jenis paragrafnya mampu dilihat di video ini terlebih dahulu.



 Jenis paragraf menurut letak kalimat utama. 

1.   Paragraf deduktif

Paragraf deduktif atau deduksi merupakan paragraf yang kalimat terutama terletak di permulaan paragraf.
 Contoh:
Lahan pertanian di Pulau Jawa kian menyempit. Hal ini dikarenakan jumlah masyarakatyang makin usang kian bertambah. Populasi masyarakatyang bertambah menimbulkan pembangunan bertambah banyak. Pembangunan rumah tinggal maupun kawasan usaha menggusur lahan pertanian. Sekarang banyak ditemui, sawah-sawah yang bukan ditanami padi, melainkan ditanami tembok-tembok beton perumahan.
Paragraf di atas tergolong paragraf deduktif sebab kalimat utama terletak di awal paragraf, yakni “Lahan pertanian di Pulau Jawa makin menyempit”.
 Baca juga: 10 Contoh Paragraf Deduktif

2.   Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif ialah paragraf dengan kalimat utama terletak di tengah-tengah paragraf.
 Contoh:
Kekurangan mengonsumsi sayuran hijau mampu menyebabkan tubuh lesu sebab kekurangan vitamin. Daya tahan badan pun berkurangan sebab hal tersebut. Jika demikian, penyakit mampu dengan gampang masuk menyerang tubuh. Kurang mengonsumsi sayuran hijau mampu berisiko negatif bagi badan. Serat dalam sayuran hijau dapat memperlancar metabolisme tubuh. Tidak sedikit orang sembelit karena kurang mengonsumsi sayuran hijau.
Paragraf di atas termasuk paragraf ineratif karena kalimat utama terletak di tengah paragraf, ialah “Kurang mengonsumsi sayuran hijau bisa berisiko negatif bagi badan”.
 Baca juga: 10 Contoh Paragraf Ineratif

3.    Paragraf Induktif

Paragraf induktif merupakan paragraf yang kalimat terutama terletak di simpulan paragraf.
 Contoh:
Siswa sering tidak konsentrasi dikala mencar ilmu di dalam kelas. Kondisi ruangan yang tidak tenteram turut memengaruhi proses pembelajaran di kelas. Kemampuan guru menyampaikan materi yang kurang profesional pun menimbulkan siswa malas mengikuti pembelajaran. Kurangnya kesadaran berguru mandiri pada siswa juga turut memperparah tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Itulah beberapa penyebab nilai siswa turun di sekolah ini.
Paragraf di atas tergolong paragraf induktif sebab kalimat utama terletak di akhir paragraf, yakni “Itulah beberapa penyebab nilai siswa turun di sekolah ini”.
 Baca juga: 10 Contoh Paragraf Induktif

4.   Paragraf campuran

Paragraf gabungan ialah paragraf yang kalimat khususnya ada di dua bagian. Biasanya kalimat utama paragraf dengan jenis ini ditaruh di bab permulaan dan final paragraf. Sebenarnya dua kalimat utama di dua bab itu sama, tetapi disajikan dengan kata-kata yang berbeda untuk penitikberatan inti dilema.
 Contoh:
Siswa mesti rajin membaca buku. Dengan tekun membaca buku, wawasan siswa akan bertambah banyak. Semakin banyak gosip yang diserap siswa, maka ia akan lebih gampang dalam mendapatkan pembelajaran. Dengan banyak membaca, siswa juga kaya kosa kata bahasa. Makara, sudah semestinya kini siswa rajin membaca buku.
Paragraf di atas termasuk paragraf adonan sebab kalimat utama terletak di awal dan final paragraf, yakni “Siswa harus rajin membaca buku” dan “Makara, sudah seharusnya kini siswa bersungguh-sungguh membaca buku”.
Baca juga: 10 Contoh Paragraf Campuran

Wednesday 2 September 2020

 Video Editing Cepat MURAH

Video Editing Cepat MURAH

 Video Editing Cepat


Halo saya menawarkan Edit Video Cepat namun tetap dengan kualitas & hasil yang memuaskan seperti yang diinginkan.


Jenis Video Editing

Ads / Promo

Campaign

Vlog

Documenter

Explainer Video


Jika ingin melihat hasil karya saya bisa click link dibawah ya

Kami menyediakan jasa pembuatan intro video tersebut yang dapat digunakan sebagai opening video promosi, youtube, movie, dll. Pengerjaan kami sangat cepat, rata-rata kami dapat mengerjakan dalam satu hari tergantung model video yang diminta, harga murah mulai dari 50K - 200K

Fast Respon Whatsapp: 0816966502
Kunjungi Galeri Toko Kami :
jasaintrovideo.com
toko.javagrafis.com

INSTAGRAM: instagram.com/openingvideo

Friday 16 September 2016

Habiskan Waktu Bareng Anak dan Suami Juga Bisa Jadi Me Time bagi Ibu Lho

Habiskan Waktu Bareng Anak dan Suami Juga Bisa Jadi Me Time bagi Ibu Lho

Setiap ibu memiliki cara tersendiri untuk menikmati me time-nya. Ada ibu yang butuh menjauh sejenak dari anak dan suami untuk bisa menikmati me time-nya. Atau justru sebaliknya, me time si ibu yakni ketika ia bisa bersama anak dan suaminya.

Contohnya saja aktris Titi Kamal. Beberapa waktu lalu, istri Christian Sugiono mengungkapkan pergi ke salon dan hang out bersama teman-teman menjadi me time yang rutin ia lakukan. Meski begitu, ia tetap menyempatkan diri menghabiskan waktu bersama suami dan anaknya, Arjuna Zayan Sugiono.

Berbeda dengan Titi Kamal, aktris Zaskia Adya Mecca mengaku pergi bersama sang suami Hanung Bramantyo plus tiga anaknya yakni Sybil, Kana, dan Kaba adalah me time baginya. Zaskia mengisahkan, kadang teman-temannya sering menyuruh dia untuk bisa menikmati waktu berduaan dengan Hanung.

"Tapi nggak bisa. Simpelnya kayak nonton berdua nih sama Mas Hanung. Baru aja filmnya mau mulai, keingetan di rumah Sybil lagi ngapain ya? Kala nangis nggak ya aku tinggal? Jadi me time-ku ya sama anak-anak. Itu ada kepuasan sendiri ngabisin waktu sama anak-anak. Mas Hanung aja kadang bercanda kapan aku punya waktu berdua sama kamu? Ha ha ha," kata Zaskia beberapa waktu lalu.

Terkait hal ini, psikolog klinis dari Klinik TigaGenerasi Sri Juwita Kusumawardhani MPsi, Psikolog mengatakan untuk melakukan me time, apakah seorang ibu harus menjauh sejenak dari anak dan suaminya atau justru harus menghabiskan waktu bersama anak dan sang suami, dapat dilihat dari karakteristik kepribadian si ibu.

Wanita yang akrab disapa Wita ini menjelaskan, untuk orang-orang introvert yang membutuhkan waktu untuk melakukan kegiatan menyenangkan secara mandiri, tentunya akan lebih senang jika menghabiskan me time sendirian. Misalnya saja dengan membaca buku, nonton film, jogging atau merajut.

"Sebaliknya, untuk orang-orang ekstrovert, mereka membutuhkan kehadiran orang lain untuk dapat merasa lebih bahagia sehingga me time-nya dapat dihabiskan bersama anak dan pasangan. Hanya saja bentuk kegiatannya yang menyenangkan, tidak monoton seperti keseharian di rumah," kata Wita saat berbincang dengan detikHealth baru-baru ini.

Ia menekankan, me time amat penting dimiliki ibu. Memang, ketika tidak mendapat me time, efeknya akan berbeda pada masing-masing ibu. Tapi yang pasti, efek negatiflah yang akan terjadi.

"Efek negatif yang bisa terjadi contohnya ibu bisa merasa tidak bahagia, mudah mengeluh, merasa iri dengan orang lain, lalu melampiaskan kemarahan kepada anak maupun pasangan," kata Wita yang juga praktik di Klinik Psikologi Terapan UI ini.
Elly

Elly

Berikutnya adalah bagaimana orang tua berkomunikasi dengan anak. Cara berkomunikasi yang suka mencap dengan panggilan negatif, menggunakakan nada bicara tinggi memerintah, dan tak memberikan waktu untuk mendengar anak menurut Elly hanya akan menumbuhkan karakter negatif.

Pilar kelima adalah penanaman nilai agama. Elly mengatakan untuk hal ini orang tua suka menyerahkan anak pada orang lain seperti guru agama atau sekolah padahal sebaiknya diajarkan langsung.

Nah sambil mengajarkan nilai agama ini sekalian siapkan juga anak untuk menghadapi masa pubertas. Pilar keenam parenting yang perlu diperhatikan yaitu pendidikan kesehatan reproduksi anak.

Dengan nilai agama dan pendidikan kesehatan reproduksi yang memadai maka pilar ketujuh tentang bijak menggunakan teknologi akan terbantu. Elly mengatakan ancaman teknologi untuk anak saat ini contohnya datang dari betapa mudahnya akses pornografi.

"Bapak ibu memberikan fasilitas tapi udah ngomong belum bahwa ini digunakan untuk bla bla bla. Katakan tolong tahan pandangan kamu jaga kemaluan kamu," pungkas Elly.
7 Pilar Parenting yang Perlu Diperhatikan untuk Membesarkan Anak Berkarakter

7 Pilar Parenting yang Perlu Diperhatikan untuk Membesarkan Anak Berkarakter

Sukses membesarkan anak hingga menjadi manusia di masyarakat dengan karakter yang baik adalah dambaan orang tua pada umumnya. Namun untuk mencapai hal tersebut ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dimulai dari sebelum lahirnya anak ke dunia.

Dijelaskan oleh psikolog Elly Risman, Psi, bahwa dari riset dan pendalaman selama 20 tahun terakhir setidaknya ada tujuh pilar pengasuhan yang bisa berdampak pada seluruh aspek tumbuh kembang anak.

Hal pertama dan paling dasar adalah kesiapan dan komitmen pasangan sebelum jadi orang tua. Apakah mereka yakin bahwa nantinya bisa memberikan anak dengan proses asah, asih dan asuh yang memadai.

Kedua ayah juga perlu berperan aktif mengasuh dan hadir dalam kehidupan anak. Jangan sampai ayah lupa dan menempatkan diri hanya sebagai penyedia nafkah saja karena bagaimanapun juga ada kebutuhan dari anak terhadap sosok peran seorang ayah.

"Terus ketiga punya nggak tujuan pengasuhan? Kalau kita enggak merumuskan tujuan, enggak ada yang disepakati sama suami istri, yang terjadi adalah kita mengasuh melihat bagaimana anak orang lain. Anak orang lain ikut les ini anaknya diikutin les ini, nggak ada basic," kata Elly dalam seminar 'Menjadi Orang Tua Hebat dalam Mengasuh Anak' di kantor BKKBN, Jl Permata No 1, Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur, 
Kembalikan Peran Ayah, Anak Butuh Pengasuhan Tak Hanya dari Ibu Saja

Kembalikan Peran Ayah, Anak Butuh Pengasuhan Tak Hanya dari Ibu Saja

Orang tua memiliki peran yang besar dalam menuntun tumbuh kembang anak agar bisa optimal. Nutrisi dan stimulus sesuai usia harus bisa diberikan oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dengan baik.

Nah terkait stimulus dari orang tua, psikolog Elly Risman, Psi, mengatakan baik ayah maupun ibu harus memiliki peran aktif. Jangan hanya mengandalkan pengasuhan dari ibu saja karena bagaimanapun juga ada kebutuhan dari anak terhadap sosok peran seorang ayah.

"Kalau bapak kurang dalam pengasuhan anak maka anak laki-lakinya akan nakal, agresif, narkoba, dan seks bebas. Kalau anak perempuan dia akan agresif dan seks bebas," kata Elly mengutip studi dalam seminar nasional Menjadi Orang Tua Hebat dalam Mengasuh Anak di kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

"Jadi ayah perlu bukan hanya dari segi fisik tetapi juga gizi dan jiwa spiritual. Anak-anak yang kurang ayah sepi jiwanya," lanjut Elly.

Contoh sederhana dari peran mengasuh oleh ayah yang baik misalnya bertanya kepada anak mengenai kondisinya. Elly menyarankan beri pertanyaan dengan bahasa yang penuh perasaan tidak sekedar asal ucap.

"Jangan cuma nanya 'sudah salat?' Pakai perasaan, pegang perasaan anaknya. Secara psikologis perasaan itu paling penting untuk manusia. Kalau perasaan sudah diterima dia akan merasa diterima, tapi kalau perasaan ditolak dari ujung rambut sampai ujung kaki anak itu akan merasa ditolak," kata Elly.

Anak yang merasa ditolak tidak dihargai oleh orang tuanya sendiri inilah yang akan menjadi pemicu emosi negatif. Dibiarkan dalam jangka panjang maka anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang tak percaya diri, sulit bekerja sama, hingga jadi korban atau bahkan pelaku bullying.

"Jadi jalan keluarnya ya 'pulangkan' ayah ke rumah. Jangan jadi pencari nafkah saja karena ayah itu akan ditanya sama Allah setelah bagaimana ibadahnya, apa kabar dengan istri kamu? Apa kabar dengan anak kamu? Sebaik-baiknya ayah adalah yang paling baik dengan keluarga," pungkas Elly.
Agar Kesehatan Terjaga, Berapa Jumlah Konsumsi Telur Maksimal per Hari?

Agar Kesehatan Terjaga, Berapa Jumlah Konsumsi Telur Maksimal per Hari?

Telur bisa menjadi salah satu sumber protein favorit sebagian orang. Nah, dalam mengonsumsi telur, berapa maksimal jumlah yang dapat disantap agar kesehatan tetap terjaga?

"Umumnya, konsumsi dua telur per hari tidak masalah. Tapi ada peringatan utama. Seseorang perlu melihat keseluruhan jumlah makanan yang diasup guna mengetahui dari mana saja mereka mendapat sumber lemak jenuh," kata Keri Gans, RD, penulis 'The Small Change Diet'.

Menurut Gans, ketika Anda mengolah dua telur menjadi orak-arik dan mencampurnya dengan keju, maka kadar lemak jenuh serta kalori kudapan itu akan bertambah. Lain halnya ketika Anda menggoreng dua butir telur dengan sedikit minyak zaitun lalu menyantapnya dengan campuran sayur, beberapa iris alpukat, dan sepotong roti gandum bakar, menu seperti itu menurut Gans menyehatkan.

Berbeda jika roti gandum dan salad sayur ditukar dengan beberapa lembar keju plus daging, Gans mengatakan Anda bisa mendapat asupan kalori dan lemak berlebih. Termasuk ketika hanya mengonsumsi putih telur, itu tidak akan mengurangi jumlah kalori yang diasup. Demikian dikutip dari Women's Health

"Ada nutrisi pada kuning telur yang tidak ditemukan di putih telur. Semua vitamin larut lemak ada di kuning telur. Jika Anda menyingkirkannya, Anda banyak kehilangan manfaat gizi dari telur itu. Maka dari itu, yang terpenting adalah memantau jumlah asupan yang sudah Anda konsumsi sehari sehingga bisa ditakar berapa butir telur yang dapat dikonsumsi," papar Gans. 

Ia mengatakan, sebutir telur besar mengandung sekitar 80 kalori, 5 gram lemak,d an 6 gram protein. Kepada detikHealth beberapa waktu lalu, ahli gizi Jansen Ongko, MSc, RD mengatakan kuning telur justru dapat meningkatkan kadar lemak baik atau HDL (High Density Lipoprotein). Jika kadar HDL meningkat, maka kadar LDL atau kolesterol jahat menurun.

Soal konsumsi kuning telur bisa membuat seseorang gemuk, Janesn mengatakan gemuk bisa terjadi karena over kalori yang bisa bersumber dari protein, karbohidrat, atau lemak. Nah, selama seseorang tidak makan melebihi jumlah kebutuhan kalori dalam sehari, maka ia tidak akan gemuk.

"Jangan menganggap salah satu jenis makanan tertentu dapat membuat gemuk. Gemuk didapat ketika mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan kalorinya melebihi kebutuhan sehari-hari," kata Jansen.